Arsip
All posts for the month April, 2011
Sepi tanpa tepi sunyi kulayani
Membawa kehampaan
Sesuatu yang hilang tak pernah kutemukan Menyisakan kerinduan
apapun khan kuberi juga matahri
tapi tak sehening ini
Lorong-lorong gelap dalam mata hatiku Lelahkan semua anganku
Ingin kudekap mata hatimu dan kubelai mesra Kucari mimpi dan harapanku terbang bersamamu
Jauh kudengar kicau burung malam
Bisikan kehampaan
Bayang dirimu terbawa angin
Menapak dalam rasaku
Pagi yang tlah datang malam tenggelam Kurasa kehadiranmu
Tapi cahaya remang kesendirian
Membuka mata hatiku
Semua jalan tlah kucoba kulewati
Hari-hari tlah jauh meninggalkanku
Hanyalah mimpi dan kesendirian hati
Yang membentang menunggu bayangmu
kalau aku mati jangan sangsi
karena hidup terus bernyanyi
dan kau abadi terasing sendiri
di hening sunyi mata hati
angin dingin terasa menghembus
mengenbara mencari diriku
malam ini langit menangis
burung burung malam berteriak
kurasakan jiwaku kaku melebur jjauh
diantara dunia gelap dan terang
kuterbangun di lorong sunyi dan sepi
sampai waktu aku berdiri
untuk pulang kedalam raguku
kalau aku mati jangan sangsi
karena hidup terus bernyanyi
dan kau abadi terasing sendiri
di hening sunyi mata hati
sosok gelap telah menghampiri
sorot mata tajam memandang
malam ini langit menangis
burung burung malam berteriak
kurasakan jiwaku kaku melebur jauh
selintas lihat jasadku
membujur kaku terbuai mimpi
kalau aku mati jangan sangsi
karena hidup terus bernyanyi
dan kau abadi terasing sendiri
di hening sunyi mata hati
jiwa bathilku datang mengubur hati
kebenaran yang hakiki semakin hancur
dan terbentuklah keangkuhan jiwa
menjebak antara ada dan tiada
tlah kepersembahkan padamu matahari
semua amarah … semua nista yang hitam
hingga aku terjatuh dalam genggaman murka
tertunduk lusuh di akhir kepenatan
jiwa bathilku datang mengubur hati
kebenaran yang hakiki semakin hancur
dan terbentuklah keangkuhan jiwa
menjebak antara ada dan tiada
tlah kepersembahkan padamu matahari
semua amarah … semua nista yang hitam
hingga aku terjatuh dalam genggaman murka
tertunduk lusuh di akhir kepenatan
teranglah langitku
senyumlah oh tanahku
kutahu kau tlah jemu
hariku tlah berlalu
beri aku keheningan
jiwa bathilku datang mengubur hati
kebenaran yang hakiki semakin hancur
dan terbentuklah keangkuhan jiwa
menjebak antara ada dan tiada
tlah kepersembahkan padamu matahari
semua amarah … semua nista yang hitam
hingga aku terjatuh dalam genggaman murka
tertunduk lusuh di akhir kepenatan
teranglah langitku
senyumlah oh tanahku
kutahu kau tlah jemu
hariku tlah berlalu
beri aku keheningan
dan beri aku kedamaian